Monday, October 21, 2013

Resume Buku ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL "Paradigma dan Teori" Karangan Miftachul Huda, M.Si.


1.   Metadata Buku
Ilmu Kesejahteraan Sosial
(Paradigma dan Teori)
-Yogyakarta: Samudra Biru, cetakan I, November 2012 xx+ 134 hlm, 140 x 210 mm
Penulis                   : Miftachul Huda
Editor                    :
Kasyadi
Desain Sampul      : Muttakhidul Fahmi
Tata Letak             : Maryono Ahmad

Diterbitkan Oleh:
Penerbit Samudra Biru
Jombangan, Gg. Onntosesno No. B 15 Rt 12/30
Banguntapan Bantul D.I. Yogyakarta
Email/fb : psambiru@gmail.com
Phone : (0274) 9494558

ISBN
: 978-602-9276-09-1

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit


  1. Ringkasan Isi Buku
Dalam buku ini menjelaskan tentang kesejahteraan secara keseluruan mulai dari pengertian dan istilah hingga keniscayaan Revolusi Ilmu. Kesejahteraan sosial sendiri merupakan ilmu praktik. Maka, dalam praktiknya memerlukan berbagai metode intervensi. kritik definisi berupa
“Pekerjaan sosial adalah satu-satunya profesi yang menamakan dirinya “pekerjaan”, sehingga orang awam dengan mudah merancukannya dengan pekerjaan amal, pekerjaan relawan, pekerjaan yang tidak perlu dibayar. Selain itu, pekerjaan berkonotasi kegiatan fisik, kerja otot, bukan kerja otak. Menurut penulis, nama ini kelak menjadi “kecelakaan sejarah (historical accident)” bagi pekerja sosial profesional.”
Selain pengertian kesejahteraan sosial itu sendiri, paradigma dan teori juga tak luput dari pembahasan,  Penelitian kesejahteraan sosial, pemahaman terhadap paradigma, serta mengenai beberapa paradigma dalam Kesejahteraan Sosial, diantaranya; Neo-Konservatif, Liberal, Demokrasi sosial, dan Maexist.
Selain paradigma, yang menjadi pusat pembahasan adalah pemahaman terhadap teori, mengenai beberapa teori dalam Kesejahteraan Sosial antara lain; Teori psikodinamika, Humanis, Social and Community Development, Radikal, dan Teori Anti-Oppressive.
Terkait konstruksi teori “celana dalam” Gus Dur, heboh dan pikiran kemana-mana ketika pertama kali membuka lebar bagian daftar isi buku ini, lantas halaman yang saya buka pertama adalah halaman 68, ternyata setelah saya baca intinya membicarakan tentang social conctruction. Teori kesejahteraan sosial sesungguhnya berada dalam konstruksi sosial. Teori dalam kesejahteraan sosial pada dasarnya dibentuk oleh hubungan singular antara pekerja sosial, klien dan konteks sosialnya (Payne, 1997:1).
Selain mengenai “celana dalam” Gus Dur, dalam buku ini dijelaskan terkait “revolusi ilmu kesejahteraan sosial: sebuah keniscayaan”. Dalam bab IV, dimana didalamnya dibahas masalah paradigma atau problem paradigmatis, selain itu juga dibahas terkait anomali-anomali, dan yang menarik ketika membaca tetang keniscayaan revolusi ilmu.
Sedikit mencoba mengupas bab IV, berbicara masalah “refleksi teori kesejahteraan sosial”. Menarik sekali ketika kita menemukan kasus-kasus yang dikupas didalamnya, misalnya penulis disini menceritakan tentang realitas permasalahan yang ada di negara ini. Contohnya; ketika penulis mengulas kembali tentang pembubaran Departemen Sosial di masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid (biasa di sapa Gus Dur).
Pada tanggal 26 Oktober 1999 yang menghebohkan negeri ini, dengan sangat meyakinkan ia membubarkan Departemen sosial, alasan beliau membubarkan Depsos memang dapat dimengerti yakni karena kasus korupsi sudah mendarah daging dan tentutan masyarakat yang tinggi terhadap pemberantasan korupsi. Sehingga Gus Dur mengambil keputusan untuk membubarkan Depsos karena telah menjadi ladang korupsi yang sangat serius.
Sejak saat itu nasib kesejahteraan sosial di Indonesia terlunta-lunta. Panti-panti sosial yang berjumlah puluhan hingga ratusan, bagaikan ayam kehilangan induknya. Meskipun masih tetap berjalan, tentu mengalami problem yang sangat serius.
Yang menarik selain karena praktik korupsi, alasan filosopi Gus Dur adalah kesejahteraan sosial telah menjadi lahan bisnis, sehingga pemerintah tidak perlu lagi ikut campur dalam mengintervensi masalah kesejahteraan sosial ini (Republika, 29/10/1999). Mengingat hal itu, tentu kita ingat bagaimana debat epistimologi antara paradikma konservatif dan liberal (Huda, 2009:94-100).
Keduanya memiliki pandangan yang bertolak belakang khususnya berkaitan dengan siapa yang bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial suatu warga negara. Yang pertama, (konservatif) menganut ekomoni pasar bebas yang menolak intervensi negara, termasuk dalam urusan kesejahteraan sosial. Negara hanya boleh turun tangan jika masalah sosial telah parah. Yang kedua (liberal) cenderung mendukung welfare state dimana kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab negara.
Selain kasus pembubaran Depsos, dalam menjelaskan kepada pembaca mengenai paradigma dan teori, penulis buku ini juga bemberikan contoh kasus lain yang sepertinya tengah marak dinegara ini, yaitu degradasi moral. Marak sekali terjadi kasus pengeroyokan, perkelahian dan yang membuat kita geleng-geleng kepala kerap kali terjadi tawuran antar pelajar. Dalam bab IV atau bab terakhir buku ini penulisnya memaparkan secara cukup detile dan mudah dipahami tentang kasus tawuran antara SMAN 6 dengan SMAN 70 yang terjadi pada 24 september 2012 yang lalu.
Saya pikir, tidak perlu lagi saya ceritakan kronologis kasusnnya, la wong.. kalau saya tulis lagi isinya juga njiplak dari buku yang saya resume. Saya lebih senang menganalisis dan memberikan kritik, serta penilaian terhadap sebuah buku, tak terkecuali buku ini.
Namun satu hal yang perlu saya bagikan pada pembaca semua, satu point mengenai urgensi (pentingnya) paradigma dan teori dengan ilmu kesejahteraan sosial, amat sangatlah penting dan tidak dapat terelakan. Mengingat paradigma dan teori-lah yang menjadi acuan kita dalam rangka mengkaji dan mengulas segala hal-hal dan masalah sosial yang ada. Jadi paradigma dan teori baik yang kita adopsi dari barat ataupun yang lahir dan berkembang di Indonesia sendiri baik berdasarkan pengamatan atau penelitian amat sangat penting sebagai tombak kemajuan epistimologi dan terminologi ilmu kesejahteraan sosial itu sendiri.   


Analisa  dan Penilaian

Ø  Analisa
Buku ini ditulis dengan cara yang yang cukup baik. Kalau kita perhatikan antara concept map, uraian, dan pertanyaan dalam assignments, jelas sekali betapa pikiran penulis sangat padu. Concept map menjelaskan Ilmu Kesejahteraan Sosial paradigma dan Teori dan isinya juga menjelaskan seperti apa yang digambarkan. Bila kita analisa lebih dalam, konsonan kata yang dipergunakan jaga cukup baik.
Namun disisi lain, setiap buku pasti memiliki karakter yang berbeda dan selalu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demikian juga dengan buku ini, dalam menguraikannya sangat baik, jarang sekali saya temui buku-buku yang membicarakan paradigma dan teori menyertakan kasus-kasus dan contoh dalam kontek masyarakat secara mendalam dan kongkrit.
Namun, dalam buku ini, penulis sangat cekatan memberikan gambaran pada pembaca untuk mengantarkan pembacanya mencermati situasi sosial disekelilingnya. Yang mnenarik perhatian saya sebagai pembaca.. lagi-lagi “celana dalam” Gus Dur, benar yang dikatakan penulis sebelum membaca isinya pikiran saya (social construction) yang ada dalam pikiran saya entah terbang kemana-nama, ngalor-ngidul,  kukuen-kukiri (kekanan dan ke kiri) [dalam versi bahasa Gayo, suatu suku monoritas di Aceh, lihat pula : www.lintasgayo.com]. dan tidak karuan. Namun, setelah membacanya yang saat itu juga bertepatan dengan memperkenalkan dan bedah buku ini di teatrikal fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pikiran saya sempat mengawang-awang dan tidak mendengarkan apa yang disampaikan Pak. Waryono kala itu, namun setelah membacanya baru saya mengangguk-angguk dan dapat menyimpulkan apa yang dimaksud “celana dalam” Gus Dur pada buku ini.

Kembali kepermasalahan, pandanga saya sendiri, secara keseluruhan sudah cukup baik apa yang di sampaikan dalam buku ini,  terbukti ketika membuat ringkasan saya tidak mendapatkan-kesulitan yang berarti dalam membut kesimpulan dari setiap sub-sub judul buku yang ada didalamnya.

Ø  Penilaian
Walaupun saya belum membaca secara keseluruhan isi buku ini. Namun saya yakin buku ini merupakan buku ajar yang baik. Mahasiswa dapat membaca buku ini sebagai acuan pembelajaran dan sekiranya terdapat kata-kata atau contoh yang dibuat sulit dipahami, maka pembacanya dapat meyimpulkan atau menambah referensi dengan membaca-baca artikel-artikel lain untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tentang ilmu kesejahteraan sosial khususnya paradigma dan teori.
Tulisan Miftachul Huda, M.Si. dalam buku ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Paradigma dan Teori memiliki keunikan tersendiri dimana dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang singkat padat dan jelas untuk dipahami.
Sebagai seorang mahasiswa, kita juga harus kritis dalam menilai setiap buku yang kita baca, baik dari segi penulisan, pemaparan, pengkajian dan kesimpulan yang diberikan.
Sedikit kekurangan dari buku ini yang saya dapatkan, bukan tentang penulisan, pemaparan, pengkajian dan kesimpulan yang diberikan. Melainkan percetakannya, atau mungkin pada saat pengelemannya kurang diperhatikan sehinggan hanya dalam waktu satu sampai dua minggu lembaran-lembaran kertanya sudah berhamburan terlepas dari covernya (buku ku wes rusak e pak..... :D).
Hal-hal teknis seperti ini saya pikir perlu diperhatikan dalam pembuatan buku-buku dan karya selanjutnya dari pak Huda, kami selaku mahasiswa senantiasa menunggu hasil karya bapak selanjutnya sekaligus sebagai referensi bahan kuliah atau sekripsi nantinya, mengingat masih sangat langka buku-buku terkait Ilmu kesejahteraan sosial dalam versi bahasa Indonesia.
Akhirnya, terlepas dari segala kekurangan yang ada, sekali lagi buku ini sangat layak untuk dibaca oleh para mahasiswa ataupun dosen dalam bidang terkait (sosiatri, pekerjaan sosial, pengembangan masyarakat, kebijakan sosial); aktivis yang bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), birokrasi di departemen sosial, pemerhati masalah sosial, maupun pihak-pihak yang mempunyai minat dalam bidang pekerjaan sosial.

Good luck untuk pak Huda atas karya-karyanya. kami senantiasa menunggu hasil karya selanjutnya, sebagai acuan pengamatan, penelitian yang tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mencetak peksos-peksos profesional  serta membuat sebuah konsep paradigma dan teori yang tepat sesuai konteks Indonesia yang sarat akan suku, ras, agama, bahasa dan budaya.

Sekian...




1 comment :

  1. untuk bisa mendapatkan bukunya bisa pesan d mna pak ??? terima kasih.

    ReplyDelete